Senin, 30 Juni 2025

Blackbeard

 JAGUAR33.NEWS


Ray Stevenson as Blackbeard (by Starz, Copyright, fair use)
Ray Stevenson sebagai Blackbeard
Starz (Copyright, fair use)

Blackbeard atau si Janggut Hitam (w. 1718), atau juga dikenal dengan nama Edward Teach (mungkin bukan nama asli), adalah bajak laut terkenal dari Inggris yang beroperasi di wilayah Karibia dan Atlantik selama karir yang pendek, 15 bulan. Dengan janggut panjang hitamnya yang diikat pita, sumbu yang menyala di bawah topinya, dan pistol-pistol yang terisi penuh, nama Blackbeard, reputasinya dan penampilannya, semuanya penuh perhitungan untuk meneror korban-korbannya.

Berkat potret dirinya yang sebagian besar fiksional dan terlalu dibesar-besarkan oleh pengarang Charles Johnson/Daniel Defoe (1600-1731), Blackbeard menjadi sosok yang penuh semarak pada zaman yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Bajak Laut. Ia dilukiskan sebagai laki-laki yang tidak bermoral, baik pada korban-korbanya yang tidak berdosa atau pada awaknya sendiri, dan sebagai perompak yang akhirnya kena batunya ketika ia terbunuh saat sedang melawan Angkatan Laut Kerajaan; tapi hanya setelah lima tembakan dan 20 sabetan pedang.

Queen Anne’s Revenge

Masa lalu Teach tidak diketahui pasti kecuali ia lahir di Bristol, Inggris, dan menghabiskan masa mudanya di laut menjarah kapal-kapal Perancis dan Spanyol di perairan Jamaika selama Perang Suksesi Spanyol (1701-1714). Kemungkinan besar Edward Teach adalah nama alias, yang dipilih untuk menyembnyuikan masa lalu kelamnya. Nama aslinya mungkin adalah Edward Thatch (Thache) atau Thatch Drummond, tapi nama-nama ini juga kemungkinan adalah nama palsu.

Teach dengan sukses memblokade Charleston di Carolina Selatan selama dua minggu, menyerang setidaknya delapan kapal.

Mulai dari September 1717, Teach menjabat sebagai kapten di kepulauan Bahama di bawah bajak laut Inggris, Benjamin Hornigold. Basis mereka, seperti bajak laut yang lain, adalah pulau New Providence. Kedua pria ini, masing-masing memimpin sebuah kapal, menyerang kapal-kapal di Karibia dan lepas pantai Amerika Utara. Tangkapan paling terkenal adalah Concorde, sebuah kapal Perancis yang sedang dalam perjalanan ke Martinique dan memuat emas, uang koin, permata dan berbagai barang berharga dari pos perdagangan di Afrika. Teach mengambil alih kapal ini pada November 1717 di dekat St. Vincent. Ia menganti nama kapal tersebut menjadi Queen Anne’s Revenge (Pembalasan Ratu Anne). Kapal yang sekarang menjadi kapal perompak ini memiliki tiga tiang dan pernah beroperasi sebagai kapal pengangkut budak. Kapal ini memiliki 40 meriam, yang setara dengan kekuatan senjata banyak kapal angkatan laut dan digunakan untuk merampok di perairan St. Vincent dan St. Kitts.

The Queen Anne's Revenge
Kapal Queen Anne's Revenge
Qualiesin (CC BY-SA)

Pada awal 1718, Teach memiliki awal kapal dengan jumlah total 300-400 orang. Teach adalah sosok yang mengesankan berkat posturnya dan janggut hitam yang diikat pita hitam; ia dihormati oleh para anak buahnya. Menurut catatan para saksi Teach menerapkan disiplin yang ketat pada awak kapalnya; Edward Teach, setidaknya berdasarkan legenda, mempunyai versi sangat eksplisit bendera Jolly Roger, yang dipasang untuk menakuti kapal-kapal lain supaya langsung menyerah. Pada bendera Teach, sebuah kerangka memegang jam pasir di satu tangan dan sebuah tombak menunjuk pada jantung yang berdarah. Simbol ini mengingatkan mereka yang ada di kapal-kapal target bahwa waktu mereka sudah habis dan mati adalah akibat dari perlawanan.

Queen Anne’s Revenge dan sebuah kapal lain dijalankan Teach di atas gosong pasir, mungkin dengan sengaja.

Setelah beberapa tangkapan kemudian, Teach berlayar ke Carolina Utara di mana ia berjanji akan berhenti menjadi bajak laut dan ia diberi pengampunan oleh gubernur di sana, Charles Eden. Banyak pejabat di pesisir timur koloni Amerika dengan sengaja menutup mata mereka atas perompakan, baik karena mereka sendiri terlibat atau karena barang rampasan bajak laut seringkali lebih murah daripada membeli barang dari pedagang resmi. Godaan rampasan mudah dari kapal-kapal yang tidak dipersenjatai dengan baik menunjukkan bahwa Teach sebenarnya belum berhenti sebagai perompak dan pada Maret 1718 ia menjalankan Queen Anne’s Revenge ke Teluk Honduras. Di sana ia berhasil menangkap kapal Revenge dari sesama bajak laut Inggris, Stede Bonnet (yang dihukum gantung di tahun yang sama). Diikuti oleh dua tangkapan lagi, Teach sekarang memimpin sebuah armada yang terdiri dari empat kapal, dan serangannya terhadap kapal dagang di lepas pantai Amerika berlanjut hingga April. Tangan kanan Teach adalah Israel Hands, yang menjadi kapten kapal kecil Adventure. Memiliki empat kapal artinya Teach sekarang berambisi untuk hadiah yang lebih besar.


Pesisir Carolina

Di bulan Mei 1718, Teach sukses memblokade Charleston (alias Charles Town atau Kota Charles) di Caroline Selatan untuk dua minggu, dengan menyerang setidaknya delapan kapal. Para tawanan dibebaskan tanpa dilukai dengan tebusan yang salah satunya berupa obat-obatan, yang mungkin adalah kebutuhan untuk mengobati awak kapal yang menderita sifilis. Berlayar menuju perairan dangkal Teluk Beaufort dalam perjalanannya ke Carolina Utara, Queen Anne’s Revenge dan satu kapal lagi dijalankan di atas gosong pasir (bentukan daratan yang terkurung atau menjorok pada suatu perairan), mungkin dengan sengaja untuk mengurangi jumlah luar biasa awak Teach yang menginginkan bagian jarahan mereka. Revenge dikembalikan pada Bonnet, tapi Teach, bukan untuk yang pertama kalinya, mengambil alih seluruh barang jarahan yang dibawa oleh armadanya dan pergi berlayar dengan menggunakan sekoci yang tersisa. Queen Anne's Revenge yang terdampar pada akhirnya tenggelam, tapi kemungkinan besar bangkai kapal itu ditemukan dan dieksplorasi di wilayah tersebut pada 1996. Bangkai kapal tersebut memiliki beberapa artefak yang mempunyai hubungan kuat dengan kapal dari periode tersebut dan dengan Teach, terutama dengan ditemukannya meriam dalam jumlah besar.

Blackbeard or Edward Teach
Blackbeard atau Edward Teach
Unknown Artist (Public Domain)

Sesampainya di Bath Towne, Carolina Utara, Teach diberi pengampunan lagi oleh Gubernur Eden. Ia menjual semua hasil rampasannya dan bahkan diizinkan tetap memiliki perahunya. Bajak laut yang kelihatannya sudah bertobat itu lalu menikahi anak perempuan yang berusia 16 tahun, anak seorang pemilik perkebunan dan membangun rumah di Pulau Ocracoke. Masa lalunya sebagai bajak laut akhirnya menemukannya dan surat penangkapan dikeluarkan saat ia sedang mengunjungi Philadelphia. Sekali lagi mengarungi laut, Teach menangkap dua kapal Perancis di laut Bermuda. Ia lalu kembali ke Bath Towne dengan kargo berisi gula dan coklat. Ia menyuap gubernur dan para pejabat dengan bertong-tong gula; sidang menyatakan Teach hanya menyelamatkan kargo dari kapal terlantar dan akhirnya ia terbebas dari semua tuduhan merampok. Kemungkinannya, Teach terus menjadi bajak laut karena ia diizinkan untuk melakukannya oleh gubernur berkat sogokannya yang besar dan rutin.

Kematian Teach

Gubernur Virginia, Alexander Spotswood, tidak seperti tetangganya di Carolina Utara, sangat gigih menekan kegiatan merompak, seperti juga banyak pedagang resmi yang kaya dan berkuasa. Ketika mantan jurumudi Teach bersaksi atas kegiatan ilegal kaptennya di masa lalu, dua kapal kecil yang diawaki anggota Angkatan Laut Kerajaan Inggris dikirim untuk mengangkap Teach. Angkatan laut ini berlayar pada November 1718 setelah diberi tambahan imbalan 100 pound untuk penangkapan Teach, hidup atau amati.



Sekarang Teach hanya memiliki 20-25 orang di markasnya, namun ia menaiki kapalnya dan bersiap untuk menghalau serangan yang dilihatnya menyeberangi perairan dangkal Teluk Ocracoke. Pada 22 November, kapal-kapal Inggris mengarungi gosong pasir, dan Teach, setia pada deklarasinya untuk menyerang dengan dahsyat dan juga tidak gentar dengan serangan balik, mengambil kesempatan untuk menembakkan meriam-meriamnya pada kapal-kapal yang tidak berdaya itu. Satu kapal rusak parah akibat tembakan beruntun, tapi kapal yang lain, dikomandoi oleh Letnan Robert Maynard, mulai bergerak mendekati kapal Teach. Maynard dan hampir seluruh awaknya bersembunyi di bawah dek hingga saat-saat terakhir. Anak buah Teach naik ke kapal tersebut dan kedua kelompok ini bertemu di dek bersamaan dengan rentetan tembakan pistol dan adu pedang. Teach dan Maynard saling berhadap-hadapan, Teach tertembak dan terluka akibat tusukan pedang di leher, tapi si bajak laut terus bertarung. Dibutuhkan lima tembakan pistol dan 20 sabetan pedang untuk menjatuhkan Teach, ia akhirnya kalah setelah serangan pamungkas, yang memutuskan lehernya, dari seorang Highlander yang berdiri di belakangnya. Legenda lokal yang berkembang adalah bahwa mayat si bajak laut yang tidak berkepala mengapung tiga kali di sekitar kapal yang membawa kekalahannya. Letnan Maynard menancapkan kepala Teach di haluan kapalnya sebagai peringatan untuk yang lain, seperti yang tercatat di buku jurnalnya bertanggal 3 Januari 1719:

Sedikit angin dan cuaca cerah di hari ini aku berlabuh di sini (Williamsburg) dari Carolina U di atas kapal Adventure Edward Thache dulunya Master (seorang bajak laut) yang kepalanya aku gantung di bawah cucur kapal tersebut dalam rangka mempersembahkannya pada Koloni Virginia dan harta benda dan muatan bajak laut tersebut aku kirimkan kepada komandanku. (Cordingly, 200)

Para anak buah Teach ditahan, diadili dan semuanya digantung kecuali satu yang dibebaskan dan Israel Hands, yang mendapatkan pengampunan kerajaan berkat kesaksiannya melawan pejabat-pejabat korup di Carolina Utara.

Blackbeard
Blackbeard
Benjamin Cole (Public Domain)

Untuk seorang bajak laut terkenal, Teach sudah merasakan beberapa kesuksesan yang luar biasa, Karirnya hanya bertahan selama 15 bulan dan hadiah yang ia peroleh bukanlah kapal harta yang berkilauan. 23 kapal yang ditangkap Teach tidak seberapa dibandingkan dengan 400 tangkapan bajak laut dari Wales, Black Bart Roberts atau Bart Roberts Hitam (alias Bartholomew Roberts, + 1682-1722) selama karir terkenalnya. Simpanan berupa gula, kapas dan coklat yang ditemukan di markas Teach di Pulau Ocracoke setelah kematiannya, keseluruhannya hanya berharga beberapa ribu pounds. Tidak ada bukti bahwa ia pernah menyiksa atau menyakiti tawanannya atau bahwa ia pernah bertindak sewenang-wenang terhadap anak buahnya. Tapi dalam kematiannya, Teach mencapai jauh dari yang pernah ia lakukan di saat hidupnya. Ia dengan cepat menjadi legenda, contoh sempurna seorang bajak laut yang jahat dan keji yang meneror lautan.


Blackbeard Karya Daniel Defoe

Hanya beberapa tahun setelah kematiannya, Edward Teach menjadi subyek sebuah biografi beserta dengan banyak lagi bajak laut dalam karya terkenal Daniel Defoe, General History of the Robberies and Murders of the Most Notorious Pyrates, dikumpulkan pada tahun 1720an. Karya ini dikreditkan pada Captain Charles Johnson pada halaman judulnya, tapi bisa jadi ini adalah nama alias Defoe (meskipun banyak sarjana yang masih berdebat tentang hal ini dan Johnson mungkin ahli bajak laut yang sama sekali tidak dikenal). Campuran fakta dan fiksi – tanpa indikasi bagaimana mereka bisa saling bertemu – buku itu laris manis dan sejak saat itu menjadi panduan definisi bajak laut.Teach sebagai Blackbeard dalam karya Defoe dideskripsikan dalam detil menegerikan sebagai monster yang sanggup melakukan berbagai tindakan keji seperti pemerkosaan hingga eksekusi sadis. Si pengarang jelas punya akses ke arsip-arsip resmi, catatan pengadilan, akun jurnalistik kontemporer dan banyak pernyataan sudah dibuktikan sebagai fakta ketika dikonfirmasikan dengan catatan sejarah. Akan tetapi, terdapat banyak sekali pernyataan berlebihan dan murni rekaan seperti percakapan pribadi dan ujaran yang sepertinya benar-benar diulang kata per kata. Ini mungkin signifikan bahwa Defoe adalah jurnalis yang sukses dan seorang pengarang; dengan kata lain, ia tahu betul bagaimana mencampur fakta dan fiksi untuk mencapai efek literasi yang maksimal.

Map of the Spanish Main & Caribbean Pirate Havens  c. 1670
Surga Bajak Laut Utama Spanyol dan Karibia c. 1670
Simeon Netchev (CC BY-NC-ND)

Gambaran ahli Defoe tentang Teach/Blackbeard meliputi deskripsi fisik yang tak terlupakan ini:

Kapten Teach mengambil nama samaran Black-beard, dari rambut lebat yang, bagaikan meteor yang mengerikan, menakuti Amerika lebih daripada komet manapun yang pernah muncul di sana sejak lama.

Janggutnya hitam, yang ia tumbuhkan sedemikian panjangnya; sedangkan luasnya, sampai ke matanya; ia biasanya memilinnya dengan pita, menjadi kepang-kepang kecil… dan menyelipkannya di kupingnya. Saat waktunya beraksi, ia mengenakan selempang di bahunya, dengan tiga penjepit pistol, menggantung di sarungnya seperti bandolier, dan menyematkan korek yang menyala di bawah topinya, yang menonjol keluar di setiap sisi wajahnya, matanya secara alami terlihat garang dan liar, membuat sosoknya menjadi sedemikian rupa, sehingga imajinasi tidak dapat membentuk gagasan tentang kemarahan dari Neraka terlihat lebih menakutkan.

(Defoe/Johnson, 84-5)

Hiburan Blackbeard

Defoe, berlawanan dengan semua bukti yang ada, menggambarkan Blackbeard sebagai monster tulen dengan watak sadis yang sebesar kapalnya. Bukan hanya Blackbeard sebagai musuh bebuyutan orang-orang tidak berdosa tapi juga bahkan para awaknya jarang selamat dari hiburan-hiburan kejamnya. Di salah satu episode, sang kapten yang tidak stabil ini mengunci dirinya sendiri bersama dengan beberapa awaknya di dalam ruangan dan batu belerang dibakar hingga membuat mereka semua lemas kehabisan napas sebelum akhirnya palka dibuka pada menit terakhir.


Blackbeard's Fight to the Death
Pertarungan Sampai Mati Blackbeard
Jean Leon Gerome Ferris (Public Domain)

Suatu kali Blackbeard pernah menelantarkan 15 awaknya di sebuah karang tandus dekat Tortola di Kepulauan Virgin Britania Raya, yang di kemudian hari dikenal sebagai The Dead Man’s Chest atau Peti Orang Mati (sekarang disebut Pulau Dead Chest atau Pulau Peti Mati). Di sini, Blackbeard meninggalkan mereka dengan sebuah peti harta karun, sebuah pedang pendek dan sebotol rum untuk masing-masing. Si kapten berharap mereka akan segera saling membunuh, tidak diragukan, dalam rangka menguasai bagian terbesar harta jarahan untuk dirinya sendiri, tapi dalam hal ini, ia kecewa, saat kembali ke karang tersebut sebulan kemudian, kelima belas orang itu ditemukan masih hidup.

Dalam “permainan” yang lain, Blackbeard mengeluarkan dua pucuk pistol, memadamkan lilin dan menembak Israel Hands di bawah meja kabin setelah ia jatuh tertidur sehabis bermain kartu. Ia menembak wakilnya di lutut dengan satu bola, Blackbeard gagal menembak yang satunya. Ketika ditanya oleh awaknya mengapa ia melakukan hal semcam itu, ia menjawab bahwa “jika ia melakukannya sekarang dan membunuh salah satu dari mereka, mereka akan lupa siapa dia”. (Defoe/Johnson, 84)

Blackbeard digambarkan memiliki hasrat seksual yang menggebu-gebu dengan pertemuan penuh nfasu yang tak terhitung jumlahnya dan tidak kurang dari 14 istri yang sering dilacurkannya untuk anak buahnya. Sebaliknya, seorang gubernur mencatat pada Januari 1718 bahwa Teach “katanya ia punya istri dan anak di London” (dikutip di Cordingly, 71). Terlepas dari jarak antara fakta dan fiksi, citra Blackbeard si bajak laut keji seperti yang disajikan oleh Defoe diulangi kembali dalam karya fiksi, yang terkenal adalah Master of Ballantrae karya Robert Louis Stevenson, terbit tahun 1889. Bajak laut jahat ini menjadi subyek yang popular dalam drama musical London, Blackbeard, or the Captive Princess karya James Cross, di akhir abad ke-19. Pada abad ke-20, dan meski digambarkan sebagai penjahat tulen dalam film terkenal tahun 1952 berjudul Blackbeard the Pirate, tokoh Blackbeard menjadi sangat tidak senonoh hingga ia dicekal dan akhirnya menjadi sosok lucu dalam film-film komedi seperti Blackbeard’s Ghost dari Disney tahun 1968.


SITUS JUDI SLOT ONLINE TERAMAN DAN TERPERCAYA

🌠 Langit Malam Juli 2025: 7 Fenomena Astronomi Memukau yang Tidak Boleh Anda Lewatkan!

 

JAGUAR33 NEWS - Juli 2025 akan menjadi bulan spektakuler bagi para pencinta langit! Dari hujan meteor hingga planet-planet yang berpapasan, alam semesta menghadirkan pertunjukan cahaya gratis yang bisa dinikmati dari halaman rumah. Berikut panduan lengkap untuk mengamati fenomena langit terbaik bulan ini.


1. 🚀 Hujan Meteor Delta Aquariids (28-29 Juli)

  • Asal: Debuj komet 96P/Machholz

  • Intensitas: 15-20 meteor/jam

  • Waktu Terbaik: 02.00-04.00 dini hari

  • Titik Radiant: Rasi Aquarius

  • Tips: Cari lokasi gelap tanpa polusi cahaya. Meteor akan terlihat seperti garis-garis cahaya putih panjang.

Fakta Menarik: Meteor ini terkenal dengan "earthgrazers"-nya - meteor yang menyentuh atmosfer secara horizontal dan terlihat seperti bola api melintas perlahan!


2. 🔴 Mars & Jupiter Berdampingan (15 Juli)

  • Konjungsi Terdekat: Hanya terpisah 0,3° (lebih dekat dari diameter bulan purnama!)

  • Waktu: Terlihat sepanjang malam

  • Warna Kontras: Mars (merah) vs Jupiter (kuning)

  • Alat: Binokuler cukup untuk melihat 4 bulan Galilean Jupiter

Spot Terbaik: Gunakan aplikasi seperti SkySafari untuk menemukan duet planet ini di rasi Taurus.


3. 🌑 Bulan Baru "Super New Moon" (17 Juli)

  • Istimewa: Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi (perigee)

  • Dampak: Pasang surut air laut lebih ekstrem

  • Bonus: Langit extra gelap - waktu terbaik untuk mengamati galaksi!

Aktivitas Seru: Hunting bintang di pantai atau gunung untuk melihat Bima Sakti dengan jelas.

SITUS SLOT GACOR TERBAIK DI INDONESIA


4. 🪐 Saturnus di Oposisi (20 Juli)

  • Puncak Kecerlangan: Magnitudo +0,3

  • Cincin Miring: Teleskop kecil bisa melihat cincin Saturnus membuka 13°

  • Waktu: Muncul di timur saat matahari terbenam

Untuk Fotografer: Gunakan teleskop dengan kamera smartphone adapter untuk menangkap cincin ikoniknya.


5. 💫 Konjungsi Bulan-Venus-Merkurius (24 Juli)

  • Formasi Segitiga: Ketiganya membentuk segitiga sempurna selebar 5°

  • Waktu: 30 menit setelah matahari terbenam

  • Keunikan: Venus (-4,2 mag) akan 25x lebih terang dari Merkurius

Pro Tip: Gunakan tangan terkepal - formasi akan muat dalam satu genggaman tangan yang direntangkan.


6. 🌠 Hujan Meteor Perseids Awal (31 Juli)

  • Pembukaan Musim: Beberapa meteor awal Perseids sudah bisa terlihat

  • Ciri Khas: Meteor cepat dan terang dengan jejak panjang

  • Preview: 5-10 meteor/jam sebelum puncak 12 Agustus

Lokasi Ideal: Daerah pegunungan dengan ketinggian >1000 mdpl.


7. 🌌 Galaksi Andromeda di Zenith (Sepanjang Juli)

  • Ketinggian: Tepat di atas kepala sekitar pukul 23.00

  • Visibilitas: Bisa dilihat mata telanjang sebagai "awan oval" kabur

  • Fakta: Cahaya yang kita lihat berasal dari 2,5 juta tahun yang lalu!

Challenge: Coba foto dengan smartphone mode malam + exposure 30 detik.


🔧 Tips Observasi Juli 2025

  1. Alat Minimalis:

    • Binokuler 10x50 untuk planet

    • Tripod sederhana untuk smartphone astrofotografi

  2. Aplikasi Wajib:

    • Stellarium (peta bintang real-time)

    • Meteor Shower Calendar (prediksi hujan meteor)


🌍 Mitos vs Fakta

❌ "Fenomena langit bisa mempengaruhi nasib seseorang"
✅ Fakta: Efeknya hanya visual, tapi bisa jadi inspirasi refleksi diri

❌ "Harus punya teleskop mahal untuk menikmati astronomi"
✅ Fakta: 70% fenomena di atas bisa dinikmati mata telanjang!


📡 Sumber Valid:

  • NASA's Sky Event Calendar

  • Data dari International Meteor Organization

  • Prediksi orbit JPL Small-Body Database

💬 Ajakan Interaksi:
"Fenomena mana yang paling Anda tunggu? Pernah punya pengalaman unik mengamati langit malam? Share di komentar!"

✨ Penutup:
Juli 2025 mengajak kita semua untuk menjemput keajaiban di atas - buka mata, siapkan tikar, dan nikmati pertunjukan alam semesta yang selalu gratis tapi tak ternilai.

P.S. Jangan lupa tandai kalender dan ajak orang tersayang untuk date night under the stars! 🌌💖

#jaguar33 #beritaviral #viral #freebet #freechip #gacor #slotgacor #slotonline #beritaterkini #beritaterupdate #trending #beritatrending #ViralHariIni #TrendingNow #JWST #jameswebb #teleskop #galaksi #alamsemesta #luarangkasa #kamera #LSST #bimasakti #bumi #bulan #juli2025 #fenomena alam #hujanmeteor #Yellow #Promo BRI #Bulan Juni #Matcha #Pink #Bhayangkara #Semoga Polri #TAESAN #TheoDayOfSunshine #KamiBersamaDokterTifa #tontawan

Minggu, 29 Juni 2025

Berthe Morisot

 JAGUAR33.NEWS


Self-portrait by Berthe Morisot (by Musée Marmottan Monet, Public Domain)
Potret Diri oleh Berthe Morisot
Musée Marmottan Monet (Public Domain)

Berthe Morisot (1841-1895) adalah pelukis aliran impressionisme dari Prancis. Ia dikagumi para seniman, lukisan-lukisannya dipamerkan di Salon Paris, dan Berthe Morisot menyelenggarakan pameran lukisannya sendiri di tujuh sampai delapan tempat di Paris. Gaya melukisnya khas, sapuan kuas panjang dan cepat menggambarkan efek spontanitas sebuah pemandangan bunga dan kehidupan sehari-hari.

Kehidupan Awal

Berthe Marie Pauline Morisot lahir di Bourges pada 14 Januari 1841, ia adalah anak dari pejabat setempat saat itu, Tiburce Morisot. Ibunya adalah Cornélie Fournier. Ketertarikannya pada seni dimulai sejak remaja, ketika keluarganya pindah ke Paris pada 1855, ia mulai belajar dan meniru mahakarya yang dipajang di dalam Louvre. Ia bertemu banyak seniman lainnya yang melakukan studi yang sama. Seni mengalir di dalam darahnya, ia berada dalam satu garis keturunan yang sama dengan seorang pelukis Rococo, Jean-Honoré Fragonard (1732-1806).

Morisot jarang membuat sketsa awal di atas kanvas, ia langsung melukis untuk menguatkan kesan penggabungan spontanitas antara kuas dan penampakan sementara cahaya dan warna yang sedang dilihatnya.

Di tahun 1860, Morisot belajar seni dengan Jean-Baptiste-Camille Corot (1797-1875). Sayangnya, perjalanan karir menjadi seorang seniman itu sulit, ditambah dengan adanya pandangan negatif mengenai seniman perempuan pada saat itu, yang sangat menyiksa Morisot. Idealnya, Morisot melanjutkan studinya ke the École des Beaux-Arts di Paris, namun mereka tidak menerima murid perempuan.

Setidaknya orangtua Berthe memberikan dukungan. Kakak perempuannya, Edma (1839-1921), juga seorang seniman; ia pernah melukis saudara perempuannya sedang melukis di sebuah lukisan potret tahun 1865. Tutor seniman mereka, Joseph Guichard (1806-1880) menulis catatan berikut untuk ayah mereka:

Melihat potensi kedua anak perempuan Anda, saya tidak akan membatasi mereka dengan pencapaian-pencapaian kecil di ruang gambar; mereka harus menjadi pelukis. Tahukah Anda apa artinya? Di dunia para borjuis seperti anda, ini akan menjadi revolusioner, bahkan mungkin bencana besar. Apakah Anda yakin tidak akan menyesali hari dimana seni, yang sangat disambut di rumah Anda, yang saat ini sangat dihormati dan aman, menjadi satu-satunya penentu kehidupan kedua anak Anda?

(Howard, 150).

Image Gallery

Berthe Morisot: A Gallery of 30 Paintings

In this gallery, we showcase 30 paintings by Berthe Morisot (1841-95) the French impressionist painter whose many career successes helped open the door...

Terlepas dari peringatan ini, Morisot tetap mengejar mimpinya dengan keinginan tinggi, dan pada tahun 1864, ia mengirimkan lukisan pertamanya ke pameran di Paris Salon, sebuah tempat ternama dimana para seniman bermimpi untuk bisa mendapatkan reputasi dan klien. Lukisannya diterima, dan keberhasilannya membuat ayahnya bersemangat sampai membangun sebuah studio di taman keluarga tahun 1865. Pada 1866, lukisan Morisot kembali diterima oleh Salon; karirnya mulai melejit, dan Salon menerima beberapa lukisan lainnya.

Sejarawan seni V. Bouruet Aubertot memberikan deskripsi mengenai Morisot sebagai berikut:

Tinggi dan langsing, keanggunan dan kecerdasannya sangat terpancar. Berthe Morisot memiliki kecantikan Baudelairean yang misterius, sopan, dan mandiri. (332)

Hubungan dengan Keluarga Manet

Morisot banyak muncul di lukisan-lukisan Edouard Manet (1832-1883), seorang pelukis modern Prancis yang pertama kali ditemuinya pada tahun 1868. Ia dilukis di beberapa lukisan terkenal seperti Balkon (sebelah kiri), pada 1868-9. Morisot tidak terkesan dengan hasil akhirnya, mengutip perkataannya pada kakaknya, "Saya terlihat aneh," dan keseluruhan lukisan itu baginya seperti "buah yang belum matang" (Roe, 55)


Morisot adalah model duduk kesukaan Manet untuk lukisan potret dramatis, Ia muncul di sebelas lukisan. Dalam The Repose (1869-70), ia bersandar di sofa berwarna plum. Dalam lukisan yang lebih sederhana, Berthe Morisot with a Bouquet of Violets (1872), wajahnya secara dramatis dibingkai dengan warna hitam gaun, tudung, dan topi. Morisot belajar dari Manet, dan kemungkinan besar Manet juga belajar dari Morisot, tapi Berthe tidak menurut sepenuhnya pada Manet. Ketika Manet menambahkan sentuhan pada lukisan potret kakak Morisot, karya yang dipamerkan di Salon tahun 1870, Motisot marah besar.

The Balcony by Manet
Balkon oleh Manet
Musée d'Orsay (Public Domain)

Tidak ada pernyataan jelas tentang hubungan Manet dan Morisot yang sebenarnya, yang pasti keduanya sangat dekat. Namun persahabatan mereka berubah ketika Morisot menikah dengan adik Manet, Eugène (1833-92), yang juga seorang pelukis, pada 22 Desember 1874. Tahun 1878 keduanya memiliki anak yang diberi nama Julie. Morisot mengabadikan anaknya di beberapa lukisan, salah satunya lukisan tahun 1884 berjudul Julie with a Doll.

Teknik dan Gaya

Morisot lebih senang menggunakan pendekatan sederhana impresionis dengan melukis plen air atau 'luar ruangan' daripada menggunakan metode tradisional dengan membuat sketsa dan menyelesaikannya di studio. Metode plen air mempermudah penggambaran kesan ilusi cahaya dan warna. Meskipun ada beberapa kekurangan, seperti yang Morisot tulis di suratnya yang ia kirimkan ke adiknya:


Segalanya berayun, ada air bercipratan; ada bagian matahari dan angin yang harus diakali, perahu-perahu berganti posisi tiap menit...Ketika mengatur alat melukis, anak-anak akan berlarian di sekitarku sambil berteriak dan keadaan menjadi sangat berisik. Semua ini lalu berakhir dengan kacau, pemilik ladang memarahiku dengan kasar, berkata harusnya aku minta izin kalau ingin melakukan pekerjaan di sini..

(Howard, 29)

Selain itu, Morisot jarang membuat sketsa awal di atas kanvas, dan lebih sering langsung melukis, untuk menguatkan kesan penggabungan spontanitas antara kuas dan penampakan sementara cahaya dan warna yang sedang dilihatnya. Hasilnya adalah gaya khas Morisot, sapuan kuas yang cepat dan panjang. Pencarian gaya spontan ini memiliki kekurangan juga, banyak kritikus seni yang menganggap lukisan Morisot tampak belum selesai, kritik yang sama disampaikan pada pelukis impresionis lainnya.

Eugène Manet & His Daughter in the Garden at Bougival by Morisot
Eugène Manet & Anaknya di Taman dalam Bougival oleh Morisot
Musée Marmottan Monet (Public Domain)

Mengenai pencocokan gaya dan pilihan subjek lukisan Morisot, sejarawan seni M. Howard meringkasnya sebagai berikut:

Lukisan Morisot dipuji secara luas, oleh para impresionis dan non-impresionis, karena sentuhan ringan dan caranya menerjemahkan dunia luar. Di balik nuansa damai dan santai yang menjadi tema utama, ada kesan melankolis dan tertutup yang menjadi ciri khas karyanya. Lukisan-lukisan Morisot ringan, cemerlang, dan informal, subjek dan tekniknya dicirikan dengan kesan sketsa improvisasi dengan pengamatan. (151)

Karena alasan-alasan inilah, pada tahun 1874, kritikus seni Paul Mantz menggambarkan Morisot dengan "satu-satunya impresionis sungguhan" (ibid). Pendapat ini disetujui oleh kritikus lainnya, Gustave Geffory pada 1881: "Tak ada seorangpun yang menggambarkan aliran impresionisme dengan bakat seperti Morisot" (ibid).

Pameran Independen

Sekitar 1860-an, sekelompok seniman avant-garde sering berkumpul di kafe-kafe Paris, terutama di Cafe Guerbois dan beberapa cafe lainnya di wilayah Batignolles Paris. Mereka berdiskusi tentang tujuan baru seni. Kelompok ini berisi seniman-seniman revolusioner seperti Paul Cézanne (1839-1906), Pierre-Auguste Renoir (1841-1919), Edgar Degas (1834-1917), Claude Monet (1840-1926), dan Edouard Manet. Ada beberapa sastrawan seperti Émile Zola (1840-1902). Morisot adalah salah satu anggota kelompok ini yang dikenal dengan nama "Para Batignolles", Morisot terkenal karena kecantikan, pesona, dan bakatnya. Morisot sempat menolak dua lamaran pernikahan: dari seniman Puvis de Chavannes dan dari seorang pejabat negara Jules Ferry. Namun, sebagai perempuan terhormat Morisot seringkali dilarang berkumpul dengan para seniman pria di cafe, sehingga Morisot sering ditinggal sendirian di ruangan khusus.


Interior by Morisot
Interior oleh Morisot
wikiart.org (Public Domain)

'Para Batignolle' dan seniman-seniman lainnya yang tidak lolos penilaian juri salon yang saat itu sangat konservatif, pada tahun 1874 membuat acara pameran mereka sendiri, berjudul Pameran Pertama Seniman Independen, yang kemudian lebih dikenal sebagai Pameran Pertama Impresionis. Morisot, Monet, Degas, Renoir, Manet, dan Camille Pissarro (1830-1903) semuanya hadir di pameran. Morisot memamerkan sembilan lukisan, lukisan cat air, dan gambar di pajangan. Pengunjung pameran ini cukup banyak untuk dibilang sukses – lebih dari 4,000 – namun menerima banyak kritik dari para kritikus lapangan. Namun, pameran ini adalah gebrakan pertama yang melawan dominasi Salon, dan tidak akan menjadi yang terakhir.

Maret 1875, seorang dealer bernama Paul Durand-Ruel menyelenggarakan acara lelang di Hôtel Drouot Paris. Di acara ini ada lukisan Monet, Renoir, dan beberapa seniman lainnya, serta 12 lukisan karya Morisot. Para kritikus sekali lagi mengkritik karya-karya ini, meskipun ada juga sejumlah ulasan bagus dari jurnalis radikal. Di pelelangan, Morisot mengalami pelecehan. Ketika lukisan pertama Morisot dipamerkan, seorang pria di bangku penonton meneriakan gourgandine ("pelacur"). Camille Pissarro bangkit dan memukul pria ini, kemudian polisi datang sebelum pelelangan diproses. Dari semua karya yang dilelang, lukisan Morisot yang berjudul Interior terjual dengan harga tertinggi: 480 francs (salah satu karya Renoir terjual hanya sekitar 180 francs)

Villa with Orange Trees by Morisot
Villa dan Pohon Jeruk oleh Morisot
wikiart.org (Public Domain)

Di Pameran Impresionis ke-8 di tahun 1886, Morisot dan Eugène Manet mengurus semua pembiayaan. Ketika Edouard Manet meninggal di tahun 1883, pasangan ini membuat pameran retrospektif yang memajang lukisan-lukisan terakhir Manet di École des Beaux-Arts. Morisot, seperti para impresionis lainnya, mulai dilirik orang-orang Amerika; lukisannya dipamerkan di sebuah pameran tahun 1886 yang diselenggarakan Asosiasi Seni Amerika di New York. Ini adalah pameran impresionis terbesar pertama di Amerika, sambutannya sangat bagus dibanding dengan respon para kritikus di Prancis.


Rumah Morisot di Bougival, hanya keluar sedikit dari Paris, menjadi tempat perkumpulan reguler para seniman dan cendekiawan Paris. Di rumah ini Morisot sering melukis pemandangan taman bunga dan Bois de Boulogne. Tahun 1891, keluarganya pindah ke rumah baru di Mesnil yang juga dilukis beberapa kali. Pandangan masyarakat saat itu menganggap perempuan yang terlalu banyak berada di ruang publik hanya akan menyebabkan masalah, sehingga lukisan-lukisan Morisot banyak berfokus pada pemandangan sehari-hari di rumah, taman, dan anaknya.

Pasie Sewing in Bourgival's Garden by Morisot
Pasie Menjahit di Taman Bourgival oleh Morisot
Musée des Beaux-Arts, Pau (Public Domain)

Kematian dan Warisan

Setelah kematian Eugène Manet pada 1892, kondisi kesehatan Berthe menurun drastis. Ia tinggal dengan anak perempuannya dan hanya melukis sebisanya. Berthe Morisot meninggal mendadak karena pneumonia di Paris pada 2 Maret 1895. Di akta kematiannya, setelah tuduhan yang harus dihadapinya seumur hidup, di kolom pekerjaannya tertulis 'tidak bekerja'. Seluruh karyanya dipajang di pameran di galeri di Paris, sebuah acara yang diselenggarakan oleh tokoh-tokoh terkenal seperti Renoir, Degas dan Monet, semua seniman yang menganggap Morisot sebagai salah satu pahlawan yang mengubah dunia seni selamanya.

Morisot adalah salah satu dari sedikit pelukis perempuan yang sukses, dan kisah kesuksesannya membantu meringankan beban para seniman perempuan lainnya. Pada 1897, the École des Beaux-Arts di Paris mulai menerima murid perempuan. Berkat Morisot juga, pandangan feminin dapat dikenalkan, setelah sebelumnya lebih banyak perspektif pelukis pria. Lukisannya yang menggambarkan suaminya bermain dengan anak perempuannya adalah hal baru bagi para seniman pria, yang biasanya melukis si ibu dan anaknya. Contoh lainnya, Morisot paham dengan gaya pakaian perempuan yang kurang nyaman, sehingga ia melukiskan perempuan dengan kancing-kancing aneh dan pita, seringkali tidak dalam pose tertentu seperti model yang dilakukan para model untuk dilukis seniman pria. Walaupun reputasi Morisot perlahan menghilang hanya setengah abad selanjutnya, namanya kembali didengar berkat para sejarawan seni feminis yang menempatkannya sebagai salah satu panteon pelukis impresionis yang mengagumkan.


Pertanyaan & Jawaban

Siapakah Berthe Morisot?

Berthe Morisot terkenal sebagai seorang pelukis impresionis wanita yang sukses di akhir abad ke-19 di Prancis.

Apa gaya seni Berthe Morisot?

Berthe Morisot adalah pelukis impresionis Prancis pada abad ke-19. Ia menggunakan sapuan kuas cepat dan panjang untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari dan taman bunga. Lukisannya sering terlihat belum selesai karena pelukis ingin seolah terlihat memiliki efek sketch.

Apakah Mary Cassatt dan Berthe Morisot berteman?

Mary Cassatt dan Berthe Morisot saling mengenal satu sama lain dan berteman.

Apakah Berthe Morisot sesukses seniman-seniman impresionis pria?

Berthe Morisot sama suksesnya, bahkan mungkin lebih sukses, daripada para seniman pria. Lukisannya dipamerkan di Paris Salon, ia mengikuti hampir semua pameran impresionis independen, dan lukisan-lukisannya terjual habis di lelang.


SITUS JUDI SLOT ONLINE TERAMAN DAN TERPERCAYA